Gosip Kebenaran atau Kebohongan?

Lagi-lagi gosip --capek deh--

Entah kenapa, manusia identik dengan bergosip. Lalu, bagaimana membedakan gosip dengan curhat? Aku sendiri aja bingung, entah bagaimana bisa membedakan antara bergosip dengan curhat.

Terkadang saat sedang curhat dengan seseorang --pastinya sahabat or orang yang bisa dipercaya-- niatnya hanya menceritakan masalah pribadi --ya masalah sendiri gitu-- tetapi lambat laun pasti tercurah juga perasaan kesal terhadap seseorang --yang pada saat itu memang sedang membuat kesal--

Niatnya hanya sebatas hari itu saja curhatnya dan tidak ingin berlanjut mengenai gosip yang lain. Namun, niat itu sering kali pupus. Meluangkan perasaan yang terpendam, terkadang membuat sesuatu menjadi samar, apakah itu kebenaran atau kebohongan?

Karena terkadang saat orang curhat --secara tidak langsung, mungkin-- ada bumbu-bumbu yang ditambah dari sang pendengar? Lalu, apakah kita harus mempercayainya sepenuhnya atau tidak?

Ini lah yang sering menjadi bahan pembicaraan ku dengan beberapa kawan wanita ku yang selalu menanyakan apa perbedaannya curhat dengan bergosip. Kalau sudah begini, aku kangen pada masa-masa dulu. Dimana, kawan-kawan ku --khususnya sahabat-- yang selalu kami bicarakan mengenai diri kami sendiri, tidak pernah ada habiznya, habiz malas ngurusin orang lain.

Nah, bagaimana kalau yang curhat dengan cerita yang berbeda adalah dua orang kawan yang kami kenal 'baik', wah susah untuk hanya sekedar menjadi pendengar yang baik. Pasti akan ada perasaan mengelitik untuk mencari kebenaran mengenai info dari si A dan si B, yang mana benar. Apakah itu termasuk gosip?

Ach nggak tau lah. Aku sendiri aja tidak bisa membedakan yang mana yang benar. Namun, terkadang sebagai manusia, kita membutuhkan seseorang tuk berbagi. Namun, orang manakah yang layak untuk bisa diajak berbagi?