Kasih itu sempurna, ia tidak sombong, tidak mencari keuntungan diri sendiri, ia tidak pemarah, serta tidak pernah menyimpan kesalahan dari orang lain. Bahkan orang yang memiliki kasih tidak pernah merasa senang dan puas diatas penderitaan orang lain . . . .
Namun, kembali lagi manusia itu tidak lah sempurna. Tidak satu pun orang yang bisa menuruti buah-buah roh yang sudah tertera di dalam Alkitab, sebagaimana sudah di Firman Tuhan kepada manusia.
Tuhan tidak pernah melihat dari sisi keburukan manusia, kalau kita mencoba sebaik mungkin untuk menjadi orang yang baik, seperti yang diajarkan dalam Firman Tuhan, tentunya kehidupan akan lebih indah dan tenang. Memang menjadi manusia yang mengikuti ajaran yang sudah tertulis di dalam Alkitab memang sangat tidak mudah.
Bahkan nabi sebelum kita pun mendapat cobaan yang lebih berat dibanding cobaan yang sedang kita hadapi di dalam kehidupaan. Masih ingat dengan nabi Ayub, dimana Ia dijauhi sanak keluarga hingga kehilangan harta bendanya, dikarenakan mencoba selalu hidup di dalam ajaran Alkitab.
Selain itu, Tuhan juga tidak mencari orang sempurna seperti Ayub, Tuhan juga menggunakan nabi yang bila dilihat kondisinya menolak untuk dijadikan sebagai pelantara antara Tuhan dengan manusia yang berdosa. Salah satunya, nabi Yunus, dimana Ia tidak menuruti kehendak Allah untuk mengingatkan orang yang berdosa. Ia malah lari dari permintaan Allah, namun Allah tidak marah, Allah hanya mengingatkannya dengan mengirimkan badai, di saat kapal Yunus tidak menuju lokasi yang Allah perintahkan.
Dari gambaran kisah para nabi yang sudah kita pelajari dari kecil, tentunya kita sudah mengetahui bahwa Allah memiliki kasih yang sempurna yang diberikan kepada umat manusia yang percaya dan mencoba tuk mengikuti ajaran yang sudah diberikan padaNya tuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bukti yang lebih besar lagi yang menggambarkan Allah sangat mengasihi kita dengan memberikan anak tunggalnya, Yesus Kristus untuk disalibkan diatas dosa-dosa yang sudah kita perbuat.
Jadi, kenapa kita masih terus terjerumus dalam dosa? Tentunya, setan, yang dulunya adalah malaikat tertinggi di Surga, Bintang Fajar, tidak ingin menanggung dosanya sendiri karena rasa iri hatinya pada Allah. Karena anggapannya akan dirinya adalah orang yang paling sempurna dan 'berkuasa' sehingga ingin disamakan dengan sang pencipataNya.
Terkadang dosa di massa sekarang ini berbeda dengan dosa dikehidupan para nabi yang sudah mendahului kita. Dosa sekarang lebih indah dan menyenangkan, bagaimana tidak dengan memiliki harta, dengan berbagai cara baik itu mencuri, merampok hingga rela membunuh agar bisa mendapatkan kesenangan di dunia, hidup dalam kemewahan.
Selain itu, dosa yang terkadang kita anggap baik, (white lie) sebenarnya juga tidak dibenarkan. Hanya saja, sekarang ini kita lebih dominan mengikuti kata hati daripada bisikan dari Roh Kudus yang tidak pernah bosan-bosannya mengingatkan kita akan dosa yang sengaja maupun tidak sengaja. . . .
Namun, Tuhan dengan penuh kasih akan selalu menerima kita kembali, jika kita dengan tulus mengakui dosa-dosa kita dan berjanji tuk tidak mengulangi dosa yang sudah kita perbuat. Serta, mengikuti ajaran yang sudah diajarkanNya di dalam kehidupan kita. Sesulit apa pun kita menerapkan kasih di dalam kehidupan kita, sesulit apa pun cobaan yang datang kepada kita. Namun, Tuhan, tidak akan membiarkan kita berada di dalam kesulitan sepanjang waktu. Tuhan, akan membantu kita.
Ingat lah, carilah dahulu kerajaan Surga, maka semuanya akan digenapkan pada Mu. Jadi, tidak perlu merasa kuatir akan hal esok.Tuhan akan menyediakan bagi mu, burung pun dapat makan tanpa menuai, apa lagi manusia?
Tanjungpinang, 30 Mei 2009
Pada
8:07 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health