Bali (BN)- Pulau Dewata memang tidak pernah sepi dari kunjungan turis baik domestik hingga luar negeri. Pulau yang terkenal dengan sebutan Pulau Dewata itu memiliki beragam wisata yang banyak dilirik wisata domestik dan luar negeri. Mulai dari dinas hingga rombongan banyak menghampiri pulau Bali yang perbedaan waktu di Kepri satu jam lebih cepat. Salah satu kawasan yang tidak pernah sepi adalah kawasan legian atau jalan legian.
Puluhan hotel bisa didapat di jalan Legian yang jarak tempuh ke pantai kuta yang terkenal dengan ombaknya itu mulai dari Rp50 ribu hingga jutaan. Menurut Andi, kemarin malam, salah satu pekerja hotel melati, di gang-gang masih banyak hotel yang tarifnya lebih murah dibanding bintang tiga di jalan Legian.
''Ada tarif mulai Rp50 ribu hingga Rp150 ribu, untuk harga segitu tentunya fasilitasnya tidak tersedia. Cuma bisa untuk tidur saja,'' ujar Andi, perantauan dari Jawa itu.
Untuk mendapatkan tarif hotel dengan harga segitu, bisa didapat di gang-gang disekitar jalan Legian. Menariknya lagi, menurut salah satu pekerja di hotel tersebut, kebanyakan yang menyewa kamar tersebut untuk melakukan short time. Pasalnya, lokasi tersebut memang lumayan jauh untuk masuk ke dalam.
Jalan Legian, selain menawarkan tarif hotel yang beragam, di sepanjang jalan itu juga dipenuhi pedagang dari merek terkenal hingga buatan Bali. Kebanyakan yang menginap di jalan Legian dan kawasan Kuta. Karena lokasi tersebut merupakan lokasi yang sangat strategis untuk menuju pantai kuta berkisar lima belas menit hingga empat puluh menit dengan menempuh jalan kaki.
Hampir sebagian tamu lebih memilih jalan kaki menuju pantai Kuta. Pantai Kuta sendiri tidak pernah sepi dari turis. Salah satunya kelompok Carol, mahasiswi Australia. Dia memang sengaja memilih hotel di kawasan Legian, karena memudahkan dia dan empat kawannya menuju Pantai Kuta. ''Kami sengaja malam ini tidak kembali ke hotel. Kami ingi menghabiskan malam di pantai kuta,'' ujarnya saat ditemui sedang memandang hamparan laut.
Hingga tengah malam, pantai Kuta tak pernah sepi. Bergantian orang yang datang ke sana untuk menikmati malam. Ada yang berduan dan berkelompok. Sekitar jam 04.00, waktu setempat, di pantai kuta juga sudah banyak orang yang datang. Ada yang berniat menunggu matahari terbit dan ada yang sekedar menyempatkan olahraga di sekitar pantai.
''Saya memang sengaja memilih subuh ke pantai, hamparannya bagus dan udaranya segar dan kalau jam segini tidak terlalu banyak orang yang datang,'' tutur Rikky, yang mengaku sudah tiga hari liburan di Bali bersama teman-temannya.
Rikky menuturkan, pilihan Bali merupakan pilihan tempat berlibur dari rutinitas kerja dibidang hukum di Jakarta. ''Jarak dari Jakarta ke Bali dekat dan harga tiketnya terjangkau kapanpun kita mau pergi,'' katanya.
Dibalik para turis domestik dan juga Luar Negeri yang datang ke Bali. Dibalik itu, ada sekumpulan orang yang menarik rejeki dari kedatangan turis yang datang ke Bali, khususnya tamu yang menginap di jalan Legian dan Kuta. Menurut Agus, tukang ojek, tiap hari bisa meraih keuntungan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu kalau banyak tamu.
''Kami mematok tarif berbeda-beda dan tidak membedakan tamu luar negeri atau lokal. Bagi tamu yang pertama kali datang ke Bali dan mau ke :Pantai Kuta kami kenakan tarif berkisar Rp10 ribu dan tergantung jaraknya. Sedangkan yang sudah biasa dan sering ke Bali. Kita kenakan tarif Rp5 ribu,'' tutur Agus saat sedang mangkal di depan swalayan Circle yang buka 1 x 24 di dekat pantai Kuta.
Diakui Agus, yang baru enam bulan di Bali, kerja jadi pengojek bukanlah kerja tetap tapi sambilan, karena jam berapa pun orang butuh ojek. ''Disini jarang pengojek dijadikan kerja terusan yang ada kerja sampingan saja,'' katanya.
Untuk mengelilingi jalan Legian dan Kuta, lanjut pria gondrong itu, dikenakan tarif berkisar Rp50 ribu hingga Rp60 ribu. ''Di sini orang bilangnya round-round long,'' katanya yang mengaku ikut-ikutan.
Biasanya pengojek yang menarik penumpang untuk keliling jalan legian dan kuta biasanya membiarkan penumpangnya untuk melihat-lihat barang atau di toko, dimana ia minta berhenti. ''Biasanya kami kasih waktu dua hingga tiga jam,'' ujarnya.
Sedangkan dikala Bali sepi dan pesaing ojek banyak, Agus mengaku, kadang memberikan tarif murah asalkan bisa mengisi bensin atau mengganti bensin yang sudah dipakainya keliling mencari turis lokal dan domestik.
Pada
9:51 PM
Maju Pariwisata indonesia !!!
BalasHapusKenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang