Tak lama berselang, ponselku berbunyi. Saat itu, aku sedang menghadiri kebaktian rumahtangga, di rumahnya mama Nadia. Aku perhatikan nomor yang tidak tersimpan dalam phone book ponselku.
Setelah nada dering keempat, aku mengangkat nomor itu. Seperti biasa, aku ucapkan salam dan menanyakan siapakah sang penelpon itu. Betapa terkejutnya aku, saat suara wanita itu menyebutkan namanya dan menyebutkan masa lalunya.
''Ini XXX (maaf, sensor made on), masih ingat mbak. Ini mbak citra kan?''
''Iya benar, saya sendiri. XXX sapa ya?''
''Itu mbak, yang korban trafficking. Masih ingat mbak.''
Karena tidak ingin mengecewakan si penelpon, aku pun mengiyakan sambil berpikir siapa dan yang mana. Akhirnya aku teringat kejadian beberapa tahun lalu. Dimana kasus trafficking terjadi dan korbannya adalah ABG. Dia adalah salah satu korban tersebut.
Tentunya, aku merasa senang. Karena dia masih mengingat aku, yang hanya lah seorang kuli tinta. Bahkan nomorku pun masih dia simpan. Ada nada tak percaya saat aku tanyakan keadaannya.
Untunglah masa lalunya yang buruk, tidak membuatnya terpuruk pada masa itu. Dimana dia dan kawan-kawan senasibnya dijadikan pelacur. Sekarang dia bekerja sebagai penjaga toko di Jakarta. Aku harap korban-korban yang lain juga bisa memulai lembaran baru dalam kehidupannya.
Wish the best for all of you guys... Masa lalu terkadang memang pahit, namun jangan sampai menjadi terpuruk dikarenakan persoalan itu. Aku harap, kalian bisa bangkit dan berjuang menyongsong masa depan yang gemilang.
Pada
3:58 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health