Menikah atau Tidak Menikah Bag 2

Cinta bukan lah sesuatu paksaan. Apalagi dalam urusan menjalin rumah tangga. Hidup adalah pilihan dan terkadang dalam memilih, kita lupa dengan hasil yang akan kita dapatkan.


Salah seorang kawanku, Themis mengatakan menikah itu untuk apa bagi wanita, untuk mendapatkan tempat tinggal, perlindungan atau materi?


Nah, sebenarnya menikah itu untuk apa? Aku bilang untuk mengganti status single, being marriage. Karena dalam kehidupan sosial, banyak pandangan-pandangan aneh, mencibir pada perempuan yang belum menikah. Merasa kasihan, karena dipikir tidak laku-laku.


Tekanan kehidupan sosial, membuat wanita lajang jadi tertekan batin dan fisik, secara tidak langsung. Hal itu dirasakan beberapa kawan dan pembaca blog hal-wanita dan diary citra. Ada beberapa email yang masuk, baik melalui gmail maupun facebook.


Secara aku juga masih lajang dan bisa memahami perasaan mereka, tanpa menghakimi. Memberikan mereka support bahwa, mereka juga akan menikah suatu saat nanti.


Sebut saja P, dia sudah berusia 37 tahun. Pengalaman dalam menjalin cinta sudah cukup banyak, namun dalam menjalin keseriusan hubungan untuk ke jenjang menikah selalu menjadi rintangan dan pada akhirnya selalu gagal dan sendiri.


Dalam kesendiriannya, dia tidak pernah putus asa. Orangtuanya tak lagi memaksakannya untuk menikah. Memang tidak banyak orang yang ingin menikah di usia tua, namun jika jodoh masih belum ada? Apakah kamu mau asal menikah?


Pernikahan adalah suatu hal yang sakral dan setiap orang menginginkan menikah sekali seumur hidup. Namun, bagaimana hingga saat ini hati masih belum tersentuh dan kapal masih berlayar, akan kah memaksakan diri untuk menikah karena tuntutan keluarga dan juga masyarakat?

(Bersambung)
Powered by Telkomsel BlackBerry®