Pada zaman dahulu kala, katak senang berkumpul bersama teman-temannya dan bernyanyi dengan gembira. Ada satu lagu yang dinyayikan katak yang bisa mendatangkan hujan.
Lagu itu adalah lagu favorite mereka. Mereka selalu menyanyikannya dengan gembira bersama dengan raja mereka. Raja katak memiliki tubuh sedikit berbeda dengan bangsanya. Ia bisa berdiri dan memainkan gitar.
Setiap saat, mereka berkumpul dan bernyanyi. Tidak ketinggalan lagu favorite mereka. Mereka selalu bergembira baik pagi, siang dan malam. Mereka selalu bernyanyi.
Ternyata ada manusia yang tidak menyukai nyanyian mereka. Karena manusia itu merasa nyanyian katak itu sangat menganggu. Lalu manusia ini memiliki siasaat untuk menghancurkan kumpulan katak yang bergembira. Manusia ini pekerjaannya mencari kayu, jika hujan selalu turun. Manusia ini tidak bisa mencari kayu.
Ia memikirkan cara bagaimana menghancurkan kumpulan katak ini. Lalu, ia pun bekerjasama dengan abeberapa ular yang sedang kelaparan. Mereka sepakat untuk menghancurkan kumpulan katak. Ular tentu saja merasa senang, karena ular bisa makan sampai kenyang. Tidak perlu bersusah payah mencari makan. Lalu, tibalah waktu dimana mereka akan merencakan rencana itu.
Kumpulan katak yang tidak mengetahui siasaat tukang kayu itu pun bernyanyi dan bergembira. Betapa terkejutnya para katak itu, saat melihat ular menjalar dan berusaha menangkap mereka. Katak pun segera kabur untuk menyelamatkan diri mereka. Namun sayang, tidak semuanya selamat. Banyak teman-teman mereka yang mati di makan para ular.
Katak yang selamat pun bersembunyi. Selama beberapa hari, tidak terdengar nyanyian katak. Si tukang kayu itu pun merasa senang. Ia bisa mencari kayu tanpa perlu kebasahaan. Duka cita para katak pun telah berlalu. Mereka pun kembali berkumpul dan bersenandung. Meskipun ada sisipan lagu sedih yang mereka nyanyikan untuk saudara dan teman yang telah meninggalkan mereka.
Kejadian itu terus berulang-ulang. Raja katak pun merasa curiga, bagaimana mungkin para ular bisa mengetahui tempat permainan mereka. Lalu diselidikinya lah kejadian yang berulang-ulang menimpa mereka. Raja katak mengetahui bahwa itu adalah ulah manusia.
Mereka pun sepakat tidak akan pernah bernyanyi lagi. Karena mereka menyadari nyanyian mereka membuat si tukang kayu itu tidak suka. Selama berbulan-bulan para katak berusaha untuk tidak bernyanyi dan itu menyiksa mereka. Rupanya, karena katak tidak bernyanyi. Desa tempat si tukang kayu tidak ada turun hujan.
Desanya mengalami kekeringan. Tidak ada lagi air bersih, sungai mulai mengering. Penduduk setempat pun mulai panik. Mereka berusaha mendatangkan hujan, mereka memberikan persembahan pada dewa-dewa mereka. Tetapi tidak pernah terdengar. Dewa hujan merasa kecewa dengan ulah si tukang kayu. Sehingga ia tidak menurunkan hujan.
Sehingga suatu hari, sungai pun tidak mengalir. Penduduk merasa kehausan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu juga dengan si tukang kayu. Ia pun merasa panik. Tidak ada hujan banyak pohon yang mati. Ia pun masuk ke hutan untuk mencari kumpulan katak. Namun, ia tidak pernah menemukan para katak berkumpul. Ia mencari dimana para katak, namun tak ada suara katak pun terdengar.
Berhari-hari dan berminggu-minggu ia mencari. Hingga akhirnya ia pun menyerah. ia sudah kehausan, badannya pun mulai kurus. Karena tidak ada air. Tidak ada makanan. Tumbuhan tidak hidup. Kering.
Disaat ia putus asa, ia mendengar sayup-sayup suara dentingan gitar. Ia menyadari itu adalah gitar si raja katak. Ia pun mencari arah sumber suara.
Ia menemukan raja katak sedang bersenandung dengan diiringi gitar dan dikelilingi beberapa katak lainnya.
Raja katak berhenti memainkan gitarnya, saat mendengar suara ranting kayu yang terpijak. "Maafkan saya telah menganggu," ujar manusia si tukang kayu. Saat melihat kumpulan katak hendak pergi.
Ia pun berkata, "Saya mohon nyanyikan lah sebuah lagu untuk mendatangkan hujan." Lalu, raja katak berujar, Bukannya kamu senang, kami tidak bernyanyi?"
Si tukang kayu itu pun tertunduk dan menyesali perbuatannya. "Saya menyesal, karena setiap kali kalian bernyanyi selalu hujan dan saya tidak bisa bekerja."
Raja katak adalah raja yang arif. Sehingga mereka membuat kesepakatan, katak hanya akan berkumpul dan bernyanyi pada malam hari saja. Raja katak bersama katak pun bernyanyi, menyanyikan lagu favorit mereka agar hujan turun. Tidak lama para katak bersenandung, menyanyikan lagu hujan. Langit pun mendung dan hujan turun dengan derasnya.
Si tukang kayu itu belum pernah merasa sesenang ini mendengarkan nyanyian si katak.
Tanjungpinang, 23 Agustus 2012
Sudah lama tidak menulis, senang juga
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Pada
12:17 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health