Fenomena prostitusi di kalangan pelajar, sebenarnya sudah bukan rahasia umum lagi. Namun dikarenakan selama beberapa pekan di berita televisi di Indonesia dan juga pastinya koran harian yang mengungkap, pelajar menjual keperawanannya hanya untuk mendapatkan uang.
Fenomena prostitusi ini sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari "gaya hidup mewah" yang diinginkan pelaku. Melihat stasiun televisi yang menanyangkan sinetron mengenai gaya hidup mewah dan bebas, membuat mereka tergiur untuk bisa merasakan gaya hidup glamor, sedangkan kondisi perekonomiannya tidak mendukung.
Jalan pintas untuk mendapatkan uang adalah dengan menjual harga diri dan tubuh mereka untuk dinikmatin pria hidung belang. Sebenarnya, fenomena prostitusi di kalangan pelajar ini bisa diminimalis dan tidak semuanya dibebankan oleh pendidik atau pengajar di sekolah.
Melainkan bagaimana mengembalikan moralitas dan juga budaya Indonesia yang memiliki tutur kata budi pekerti yang bagus. Belakangan ini, aku mengamati bahasa-bahasa anak-anak yang ditunjukan ke orangtua ataupun orang yang lebih tua, bahasa-bahasa yang banyak dilontarkan para artis yang menjadi panutan sangat tidak logis. Seperti "emangnya urusan lho!" Etc. Rasanya, mendengar bahasa-bahasa yang tidak "pantas" untuk dilontarkan anak kecil pada orang dewasa, karena sangat trend di televisi.
Begitu juga dengan teknologi yang canggih, membuat pelajar tertarik untuk menjadi bagian dari namanya trend teknologi. Namun perekonomian yang tidak mendukung, plus salah bergaul. Jadilah perkumpulan pelajar yang memiliki kesamaan untuk menempuh jalan singkat.
Sebenarnya bagaimana untuk mengatasi fenomena prostitusi di kalangan remaja? Tunggu saja besok, akan diulas.
See yea!
Xxx
BlackBerry®
Pada
10:25 AM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health