November 2013
Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis
akan dilepaskan dari penjaranya, dan IA AKAN
PERGI MENYESATKAN BANGSA-BANGSA pada
keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan
mengumpulkan mereka untuk berperang dan
jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di
laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran
bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-
orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari
langit turunlah api menghanguskan
mereka" (Wahyu 20:7-9).
Bumi menjadi reruntuhan hancur. Tunggul-tunggul
terpelincir membatu, menonjol ke luar dari sela-sela
bebatuan besar yang kelam. Sunyi dan hening,
seluruh dunia menjadi kawah pekuburan masal.
Tidak ada keteduhan di tengah panasnya tiupan
angin. Tidak satu makhluk bernapas pun bergerak.
Hingga, ajaibnya, tubuh-tubuh yang hidup mulai
ke luar dari puing reruntuhan. Tubuh-tubuh yang
nyaris tak terhitung, bervariasi tak tergambarkan.
Mereka sebagian raksasa-raksasa, agaknya berasal
dari abad-abad awal kehidupan, hingga pada
makhluk-makhluk bermata cekung, dimakan usia
dan penyakit.
Apakah ini adegan pembuka film menegangkan?
Tidak, itu adalah adegan pada Wahyu 20. Akhirnya,
masa 1.000 tahun berakhir. Tiba saatnya
kebangkitan kedua, kebangkitan orang-orang
durhaka pada akhir milenium. Mengapa Allah
memanggil jiwa-jiwa yang binasa karena menolak
bertobat dari tidur mereka? Allah melakukannya
untuk mengakhiri konflik antara kebaikan dengan
kejahatan. Dia melakukannya demi kepentingan
alam semesta ini.
Orang-orang jahat dari segala bangsa bangkit dari
kubur sebagaimana mereka telah mati, dengan
pemikiran, perasaan, dan hasrat yang sama. Sekali
lagi mereka menghadapi godaan Setan. Dan sekali
lagi, mereka jatuh dalam tipu dayanya. Mereka
ditipunya lagi untuk menyerang orang-orang
kudus, yang kembali ke bumi di kota yang dikasihi
itu, Yerusalem Baru (Wahyu 2:12).
Banyak yang mempertanyakan keadilan Ilahi yang
menyelamatkan sebagian orang dan membiarkan
orang-orang lain terhilang. Bagi mata manusia,
banyak dari umat tebusan tampaknya tak
sempurna, sementara mereka yang dirasa terhilang
justru tampak bagai orang benar. Bagaimanakah
Allah bisa menghakimi manusia-manusia yang
kelihatan begitu mirip?
Namun peristiwa-peristiwa di akhir milenium
memperlihatkan bahwa keegoisan "tak berbahaya"
telah mengubahkan karakter mereka yang
terhilang. Pikiran dan hati mereka telah begitu
bengkok sehingga tidak ada yang dapat membuat
mereka beralih dari dosa-dosa mereka. Dihadapkan
dengan pilihan yang jelas antara pertobatan dan
tindakan destruktif, tapi mereka memilih yang
terakhir. Dalam proses itu, mereka memverifikasika
n penghakiman Allah. Garis pemisah telah ditarik,
dan tidak ada keragu-raguan lagi. Sekarang sejarah
tiba pada akhirnya. Dosa, penderitaan, dan
kematian akan musnah untuk selamanya.
Tuhan, aku melihat bahwa perkara-perkara kecil
memiliki konsekuensi yang besar. Tolong aku untuk
setia pada perkara-perkara kecil hari ini.
*membaca wahyu slalu mengingatkan aku pada film2 holywood yang
mengisahkan mengenai potongan-potongan adengan ini. Tetapi bagaimana
pun juga gambaran atau imajinasi manusia terhadap akhir zaman tentunya
akan sangat berbeda-beda. Namun pasti masanya akan segera tiba. Untuk
tetap bertahan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Marilah kita
mengikuti jejak langkah kaki Yesus selama di dunia.
--
Citra Pandiangan
----------------------------------------------
www.diary-citra.blogspot.com
mobile +6281372019454
YM citra29111*
*Keep Smile and Spirit*
Pada
7:31 AM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health