November 2013
Dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan
ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat
binatang dan nabi palsu itu, dan MEREKA DISIKSA
SIANG MALAM sampai selama-lamanya" (Wahyu
20:10).
Seorang anak berumur 10 tahun bernama Robert,
liar dan tidak bisa diatur. Saat dokter gigi
menyuruhnya naik ke kursi periksa, dia berulang
kali menolak, dan akhirnya mengancam akan
mencopot pakaiannya.
"Copot saja," jawab dokter gigi. Anak itu melepas
semua pakaiannya kecuali celana pendeknya. "Baik
nak, naik ke kursi itu."
"Anda tidak paham, jika Anda memaksa saya, saya
akan mencopot semua pakaian saya" Robert
bersikeras. "Nak, copot saja," perintah dokter. Anak
itu patuh dan naik ke atas kursi, telanjang seperti
saat dia dilahirkan. Ketika dokter gigi
menyelesaikan pengobatannya, Robert meminta
pakaiannya kembali. "Maaf, tapi kami akan
menyimpannya untuk malam ini. Ibumu bisa
mengambilnya besok."
Keesokan harinya sang ibu kembali untuk
mengambil pakaian putranya dan melaporkan,
"Robert telah memeras saya selama bertahun-
tahun dengan ancaman itu. Tetapi Andalah orang
pertama yang tidak mempan dengan ancamannya
itu. Betapa besar dampak hal ini terhadap dirinya.
Ayat kita hari ini berisikan bahasa yang tegas dan
menakutkan. Sebagian pemikir Kristen
mengartikan bahwa mereka yang terhilang akan
mengalami siksaan selama-lamanya, tidak pernah
mati, tidak pernah ada istirahat, tidak pernah
dibebaskan dari penderitaan mereka. Namun ini
pengertian yang salah, dilihat dari konsep Ibrani
untuk "selamanya."
Bahasa api dan belerang mengingatkan kita pada
penghancuran Kota Sodom dan Gomora, yang
secara menyeluruh menghancurkan kota-kota
beserta penduduknya tetapi tidak membuat
mereka terus-menerus menggeliat-geliat dalam
panasnya api (Kejadian 19:24). Yudas 7
mengatakan bahwa api "abadi" (kata bahasa
Yunani yang sama dengan Wahyu 20:10)
menghancurkan Sodom. Bahasa ini juga
mengingatkan kita pada penghancuran Edom,
yang dibakar untuk "selamanya" (Yesaya 34:8-10),
namun demikian tidak seorang pun mendapati
adanya lautan api itu saat ini. "Selamanya" dalam
bahasa Ibrani bukan merupakan indikasi waktu,
tetapi lebih menekankan indikasi kecermatan. Saat
Allah memerangi orang-orang fasik untuk terakhir
kalinya, Dia mengakhiri segalanya untuk
selamanya, dan tidak akan kembali lagi.
Banyak orang saat ini lebih memilih bahwa bahasa
seperti ini tidak muncul di dalam Alkitab. Tetapi
kejahatan tidak lenyap dengan diam-diam, itu
harus diperangi. Alam semesta akan menjadi
tempat yang lebih baik dengan dihancurkannya
kejahatan.
Tuhan, aku sadar bahwa aku tidak bisa
berkompromi dengan kejahatan. Utuslah api Roh-
Mu untuk menyucikan aku hari ini.
*terkadang tanpa kita sadari kita meminta sesuatu pada Tuhan dengan
sedikit "mengancam" mengingatkan aku pada film layar lebar indonesia
dengan judul "Doa Mengancam" entah lah mana yang benar dari judul
tersebut. Tapi taukan hasil kisah akhir, terkadang apa yang kita
doakan itu belum tentu terbaik buat kita.
Jika sempat aku akan menuliskan sedikit mengenai neraka dan surga.
Happy day always
--
Citra Pandiangan
----------------------------------------------
www.diary-citra.blogspot.com
mobile +6281372019454
YM citra29111*
*Keep Smile and Spirit*
Pada
7:10 AM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health