Renungan Pagi "Kabar Baik Dari
Patmos"
09 DESEMBER 2013
"Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: 'Marilah kesini, akuakan menunjukkan kepadamu PENGANTIN PEREMPUAN, MEMPELAI ANAK DOMBA.'
Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu. Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti Kristal" ( Wahyu 21:9-11).
Lanskap di Interstate 57 di Illionis Tengah sangat datar, sebagian besar terdiri dari lahan pertanian dan padang rumput, sesekali diselingi rumpun pepohonan. Suatu hari yang berawan di pertengahan bulan Maret, saya agak kaget melihat sesuatu yang tampaknya bagai salib raksasa berwarna kelabu samar. Kesan pertama saya adalah itu pastinya sebuah mesin industry yang kebetulan berbentuk salib. Namun saat kami semakin mendekat, jelas bahwa benda itu benar-benar adalah lambang dari salib Yesus Kristus, balok-balok dengan logam berbentuk berlian, mungkin 80 kaki tingginya. Tidak ada petunjuk maupun penjelasan mengapa benda itu ada di tepi jalan.
Saya bertanya-tanya apakah monument itu karya seseorang karena campur tangan Allah yang khusus. Mungkin dia pernah nyaris tenggelam di danau dan berkata, "Tuhan, jika engkau selamatkan nyawaku saat ini, aku akan mendirikan untuk-Mu monument terbesar di negara ini!" Atau mungkin tadinya itu dimaksudkan untuk menjadi menara lonceng sebuah gereja, namun jemaat kekurangan uang sebelum konstruksi gereja bisa dibangun. Apa pun itu, salib itu jadi focus lanskap Illinois.
Demikian halnya dengan kitab Wahyu. Jika tidak hati-hati, kita mungkin memperoleh kesan bahwa binatang, pemangsa, kegelapan, gempa bumi, dan hujan es adalah topic kitab Wahyu. Tetapi semua itu lebih menyerupai lanskap umum di padang rumput Illionis.
Focus kitab Wahyu bukanlah peperangan maupun bencana, bukan pula minyak atau Timur Tengah, melainkan Yesus Kristus dan Dia yang telah disalibkan. Orang akan mengira kedatangan Yerusalem Baru merupakan suatu peristiwa yang berdiri sendiri.
Ukurannya yang luar biasa besar,
kecemerlangannya, bentuknya yang tidak lazim, dengan mudah bisa menjadi focus cerita. Tetapi kitab ini adalah wahyu Yesus Kristus. Jadi Yerusalem Baru bukanlah kota biasa. Kota ini adalah pengantin, mempelai Anak Domba. Dan Yohanes tidak membiarkan bahkan Yerusalem Baru itu sendiri mengalihkan focus dari Yesus.
Membaca kitab ini tanpa memiliki gambaran yang jelas tentang Yesus berarti tidak memahami permasalahannya.
Tuhan, jangan biarkan aku kehilangan
pandanganpada fakta bahwa Engkau adalah alasan sejati mengapa seseorang ingin hidup selamanya. Aku ingin mengenal Engkau makin hari semakin baik untuk selamanya
*sebenarnya apa tujuan kita berbuat baik di dunia ini? Tentunya, karena kita mempercayai Yesus sebagai Jurusalamat. Sehingga kita mengikuti teladannya, menjadi "sempurna" sama seperti Bapa yang sempurna.
Dengan mengikuti perbuatan Yesus dan kita juga akan mendapatkan upah yaitu hidup kekal selamanya. Hidup di Yerusalem baru, yakni surga.
Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com
God bless us
BlackBerry®
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health