Renungan pagi hari ini (morning worship) sangat menyentuh hatiku dan aku sempat merenungkannya dan tak terasa air mata ini turut menetes tanpa bisa kuhindari. Terimakasih kepada penulis buku renungan pagi "Umat pilihan"
Yuk mari kita baca bersama dengan penuh sukacita :)
MENGAPA ALLAH TIDAK BISA TIDUR DI
MALAM HARI.
"… Ia menjadi Juruselamat mererka dalam segala kesesakan mereka" (Yesaya 63:8,9).
Saya tinggal dalam komunitas kecil terpencil, yang setengahnya terdiri dari kampus universitas di mana saya menggembalakan. Jadi kapan pun saya mendengar sirene, maka secara insting saya menjadi tegang kalau-kalau itu untuk seorang yang saya kenal. Sering begitu. Penderitaan adalah jalan hidup kita. Apakah itu cara hidup Allah juga? Apakah Ia menderita sebagaimana kita?
Saya ingat masa-masa dulu ketika anak-anak saya datang ke rumah sambil menangis, lututnya luka dan berdarah karena sepedanya jatuh.
Mengapa ketika saya memeluk mereka – ini sesungguhnya – sya bisa merasakan kesakitan di lutut saya sendiri? Mengapa air mata mereka juga terbendung di mata saya?
Mungkinkah orangtua seperti itu, karena itulah cara Bapa? Air mata kita trbendung di mata-Nya, bukankah itu arti "dalam penderitaan kita Ia juga menderita?"
"Bukan tarikan napas panjang, bukan rasa sakit yang diderita, bukan kesedihan yang menusuk jiwa, tetapi denyutannya bergetar menuju hati Bapa" (The Desire of Ages, hlm.356).
Memang ini tidak menghilangkan penderitaan, sebagaimana ketika Anda memeluk Anak Anda saat kesakitan. Tetapi bilaman Anda mengetahui ada seseorang yang turut merasakan rasa sakit Anda, maka dalam beberapa cara misterius rasa sakit itu berkurang.
"Dalam kesesakan kita, Ia menyelamatkan [turut merasakan]." Karena Ia sudah melakukannya saat itu. Ia juga seantiasa ada di sini. Jeritan nyaring di tengah salib itu sudah cukup menjadi bukti. Penderitaan adalah cara hidup Allah juga.
Dan itulah sebabnya kata terakhir untuk penderitaan manusia adalah pada akhirnya, pada pokoknya, Allah berada bersama kita ditengah-tengah semua itu… sampai itu berakhir. Tiga orang muda di kampus tewas mengenaskan dalam kecelakaan pesawat di musim dingin.
Pada salah satu pemakaman yang saya pimpin, seorang rekan bersama saya melangkah menuju peti jenazah untuk salam perpisahan terakhir keluarga.
Sementara mereka menangisi tubuh yang terbujur kaku dari putra dan cucu mereka, kami merasakan air mata mereka di mata dan hati kami. Setelah beberapa menit terdiam, rekan saya sesama pendeta mencondongkan diri kearah saya dan berbisik, "Tidak heran, Allah tidak bisa tidur pada malam hari."
Karena dalam segala penderitaan kita, Ia bukan saja turut menderita; Dia juga bersama kita. Dan untuk sekarang ini itulah kabar terbaik yang ada. Allah benar-benar ada bersama kita.
*Tuhan merasakan kesedihan, kekecewaan dan kekuatiran kita. Bukan hanya merasakan saja tetapi turut hadir dalam penderitaan kita. Akan kah kita menyadari disaat kita terjatuh dan kecewa. Bahwa Allah turut merasakan sakit ini?
Terkadang aku merasakan sendiri di dalam penderitaanku. Papa jatuh sakit karena jantungnya bengkak dan harus dirawat di RS. Kakak yang sedang mengalami terapi karena ada tulang ekstra yang tumbuh. Bertubi-tubi permasalahan yang ada.
Bimbang untuk datang interview hari ini, karena ini hari sabat. Mengambil keputusan yang sukar, mengikuti interview atau ke gereja? Aku butuh pekerjaan segera tetapi apa? Tidak ada kejelasan. Padahal secara kasat mata pada saat aku melakukan check up kesehatan (medical chekup, kondisiku lemah.) Aku puasa selama seminggu sebelum medical check up dan aku juga tidak tahu bakal di panggil untuk tes kesehatan.
Sehingga denyut nadiku hanya 60/1 menit masih di batas normal. Penglihatanku juga masih bagus 6/6. Plus pendengaranku juga bagus hingga volume terkecil aku bisa mendengarkan. Anehnya tinggi aku disana jadi 156 cm padahal di tempat lain aku ukur tinggiku selalu 158 cm. That's ok.
Bagian dalam aku memang tidak tahu, tetapi pola makanku bagus. Minum air putih, aku lancar. Entahlah apa yang menghalangi aku untuk mendapatkan informasi keterima or tidak?
Sedih dan kecewa, beberapa perusahaan yang kuharapkan. Karena mereka libur sabtu, tidak pernah menghire ku. Tetapi ada satu perusahaan yang menerimaku. Mrs, A tetapi lokasi yang jauh dan banjir membuatku resign. Meskipun begitu, aku harap Mrs, A slalu sukses dan suatu saat aku ingin seperti dia. Sukses!
Kekecewaan dan kesedihanku ini ternyata dirasakan Tuhan juga. Meskipun awalnya aku berpikir Tuhan telah berpaling dari penderitaanku. Buktinya aku selalu merasa sedih dan tak ada penghiburan. Tiap-tiap hari bagai naik permainan yang sport jantung. Setiap hari tiada dapat informasi yang baik. Menandakan Tuhan meninggalkanku. Begitulah pemikiranku.
Hingga aku membaca renungan pagi ini. Ternyata Tuhan tak pernah meninggalkanku.
Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com
God bless us
BlackBerry®
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health