Yuk, kita baca bersama :) kiranya renungan pagi ini bisa membuat kita dekat dengan Tuhan.
KEBOHONGAN BESAR
"Ia [Adam] menjawab: 'Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadai takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi" (Kejadian 3:10).
Siapakah Allah yang telah memilih kita? Jangan harapkan kebenaran dari Iblis, yang mengendap-endap, berikhtiar, menanti-nanti pada pagi cerah zaman dahulu ketika berkas sinar matahari keemasan menembus langit-langit zamrud hamparan kebun buah-buahan itu, dan embun berkilauan bak tetesan berlian di atas cabang pohon sarat buah. Hawa melangkah perlahan di bawah sinar matahari, dengan polosnya menuju jebakan.
"Psst. Di sini." Untuk pertama kalinya (bukan yang terakhir) mata mereka bertemu, wanita pertama itu dan ular yang pertama. Dan dengan cara setua Eden ia menjerat jiwa Hawa dengan terlibat dalam satu percakapan. Hawa pun mengikuti, dan ia sesat. Mengambil umpanya, lari dari penjagaan sang Pencipta-Nya, dibutakan dengan tipu muslihat, tidak menuruti Allah, memakan buah itu, membujuk suaminya, dan bersama-sama mereka membawa jatuh seluruh bangsa.
Apakah yang harus dilakukan seorang Pencipta yang kecewa? Apa yang dilakukan setiap orangtua secara insting dengan anak yang melarikan diri, bergegas menembus malam untuk menemukannya. "Tetapi Tuhan Allah [ di tengah kedinginan malam itu ] mmemanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ' Di manakah engkau?' "(Kej 3:9). Dan sambil menjawab gemetaran, Adam [ dan Hawa] yang bersembunyi di balik semak berkata, " aku takut," kita mendengar pengulangan tragis dari kebohongan ular yang mula-mula tadi: Allah adalah orang yang harus ditakuti. Di mana pun kini kebohongan itu dihembuskan tetap sama. Allah menjadi harus ditakuti.
Sehingga jutaan orang, orang-orang beragama di bumi melakukan upacara-upacara keagamaan, membaca buku-buku suci mereka, melayangkan doa-doa, semua dengan harapan meredakan Allah yang sedang marah dan menakutkan.
Mengapa? "[Karena] musuh orang baik, membutakan pikiran manusia, agar mereka memandang Allah dengan rasa takut; mereka memikirkan Dia itu sebagai yang kejam dan tak mau mengampuni… sebagai Dia yang dikenal dengan kekejamannya… memandang dengan mata penuh waspada untuk mencari kesalahan dan kekeliruan manusia, agar Ia bisa menimpakan penghukuman atas mereka " (Steps to Chirst, hlm. 10,11). Lalu apakah tidak ada pengharapan pula bagi kita?
"Untuk melenyapkan bayangan gelap inilah, dengan menyatakan kasih kekal Allah kepada dunia, maka Yesus datang untuk tinggal di tengah manusia" (Steps to Chirst, hlm. 10,11).
Kabar baik terbesar! Seseorang telah datang untuk mengatakan kebenarannya.
* Mari kita bayangkan, sebelum manusia jatuh ke dalam dosa. Mereka berjalan-jalan ke taman eden bersama. Lalu, setelah mereka melanggar hukum Allah. Lalu, kenapa mereka harus bersembunyi saat Allah memanggil mereka.
Apakah karena cahaya kemuliaan Allah yang bersinar terang membuat mereka takut. Ataukah lantaran pelanggaran mereka, sehingga mereka takut dan bersembunyi. Takut akan kemurkaan Allah kepada mereka, karena pelanggaran yang sudah mereka buat?
Bagaimana bisa Hawa tergoda untuk memakan buah kehidupan? Kisah ini, mungkin sudah ribuan kali dibahas dan tetap menjadi topik yang menarik. Saat Hawa berjalan sendirian, jauh dari pasangannya, Adam. Lucifer sudah menantikannya dengan penuh kelicikan. Hal pertama yang dibuat Lucifer saat memasuki tubuh ular. Sebelum jatuh ke dalam dosa, ular adalah binatang yang paling cantik, karena memiliki sayap yang indah. Namun sekarang ular adalah binatang yang paling menakutkan!
Percakapan! Hal pertama yang dilakukan Lucifer membuka percakapan dengan Hawa, bermain kata hingga akhirnya Hawa pun tergoda untuk memakan buah kehidupan itu. Sebagai pasangan yang baik (dalam pemikirannya) ia mengambil sebuah untuk diberikan kepada Adam.
Disitulah dosa mula-mula terjadi di taman eden. Tuhan mengetahui bahwa mereka telah memakan buah kehidupan. Namun, Tuhan memanggil mereka. Apakah Tuhan langsung menghukum mereka atas pelanggarannya? Tidak, pertama Tuhan memberikan mereka pakaian dari bulu domba.
Lalu Tuhan sebagai hakim mempertanyakan asal usul permasalahan tersebut. Nah, kenapa kita selalu membayangkan bahwa Allah adalah Bapa yang kejam, penuh kemarahan? Bila kita menilik balik pada masa manusia diciptakan dan jatuh ke dalam dosa. Marilah kita memuji Tuhan bukan karena kita takut akan kemurkaan Allah. Melainkan karena kasih Allah yang telah Ia berikan kepada kita!
Selamat pagi dan selamat akhir pekan. Kiranya Tuhan memberkati kita :) amen.
Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com
God bless us
BlackBerry®
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health