Kita merasa bahwa kita tidak melakukan kesalahan. Lalu mengapa kesialaan menimpa kita? Mungkin kita boleh menanyakan ke Ayub. Baca Ayub pasal pertama hingga akhir.
Kisah yang sangat luar biasa. Dari kaya menjadi miskin. Sudah begitu ditimpa kesialaan lain, penyakit kusta. Ditambah lagi semua keluarga bahkan sahabatnya menjauhin dia.
Bisa kita bayangkan bagaimana penderitaannya, kepedihan hatinya, kekecewaannya saat semua persoalan kehidupannya berubah 180 persen.
Dia mencoba percaya bahwa segala malapetaka maupun kekayaan semua harus disyukurin. Sempat disaat ia merasa sudah tidak kuat lagi dalam pencobaan yang beruntun-runtun. Ia mempertanyakan kepada Tuhan. Marah dan kecewa, tetapi sesudah itu dia merasa hina dan tidak pantas mengatakan hal tersebut dan memohon ampun atas apa yang telah ia perbuat.
Ironis bukan Ayub orang yang beriman mendapat ujian, bahkan Tuhan mengizinkan Lucifer untuk mengujinya sampai dibatas mana kepercayaan Ayub akan Tuhannya.
Mungkin kita yang hidup di zaman ini merasa cobaan yang datang sangat berat, bencana banjir atau musibah alam yang sedang mengintai membuat kita berteriak "Sampai Dibatas Mana?" Mungkin saat ini kita sedang galau akan hubungan kita dengan sahabat, teman atau keluarga. Setidaknya semua itu masih bisa diatasi.
Karena Tuhan tak akan berpaling jika kita tetap fokus kepada kebaikan yang Tuhan berikan.
Everyone deserve to get best style
www.dwirafashion.com
God bless us
BlackBerry®
Pada
12:59 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health