MANUSIA menyatakan itu adalah gejala setress yang berlebihan. Apakah stress dalam kehidupan adalah proses pembelajaraan atau kah hanya alasan untuk tidak dipersalahkan? Melihat cuaca dan bencana di mana-mana, bolehkah itu dikatakan hukuman? Atau itu adalah penyebab segala bencana yang terjadi lantaran ulah nenek moyang kita dan kita sendiri?
Saat melihat arus banjir yang beranggsur-anggsur surut, menumpuk sampah yang berserak. Sampah, limbah dari rumahtangga itu sendiri. Apakah itu perbuatan yang pantas? Menyalahkan kekuasaan karena perbuatan sendiri. Mencari kambing hitam untuk menutup aib?
Tuhan yang kekal memang membiarkan manusia memilih jalan yang harus dipilih dengan satu keputusan, RESIKO ditanggung sendiri. Bukan kah kehidupan itu adalah pilihan? Namun bagaimana memilih, jika banyak curang dan lubang di depan mata?
TUHAN melihat hal itu, akankah IA mengulurkan tangan-Nya membantu kita terlepas dari gejolak jiwa yang kian berat dan membuat kita terjatuh ke dalam dasar curang yang terdalam. Benarkah uluran tanggan-Nya bisa dirasakan bagi hati yang terbuka?
banyak ORANG yang berpaling mencari jalan singkat!!!!! Sehingga tidak terjatuh ke dalam curang. Melewatin kerikil dan berlubang. Tetap saja pada akhirnya akan terjatuh, apakah kejatuhan itu salah pemilih jalan?
Tuhan yang kekal, akan kah penderitaan ini beranggsur memulih atau beranggsur kian kelam? DOSA kah kita, sehingga ini terjadi? Batu dan kerikil, lubang dan curang ibarat permasalahan kehidupan. Menghindari atau menjalankannya adalah suatu pilihan. RESIKO semua kembali kepada pemilih jalan!
Pada
11:14 AM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health