Rhinoceros bahasa latin dari badak terdengar seperti binatang
pada zaman purbakala. Jika binatang bercula satu ini tidak diperhatikan
populasinya, bisa jadi di masa depan badak jawa hanya tinggal sejarah saja.
Pasalnya, populasi badak Jawa terus mengalami penurunan dan berakibat fatal dengan
kepunahan badak jawa. Walaupun kasus pemburuan liar badak Jawa sudah tidak
terdengar sejak tahun 1990-an, tetapi habitat badak sudah tidak nyaman bagi
badak sendiri.
Penyebabnya
penebangan hutan untuk kayu komersil, perubahan hutan menjadi tempat pertanian.
Hal ini dikarenakan pertumbuhan populasi manusia yang membutuhkan lahan.
Sehingga lahan hutan diahli fungsikan, sehingga habitat badak jawa mengalami
penurunan. Selain itu juga adanya bencana lokal akibat letusan gunung. Karena
itu selain perlu tetap mempertahankan habitat badak jawa, juga diperlukan rumah
kedua bagi badak jawa untuk tetap mempertahankan populasi badak jawa itu
sendiri.
Hal
ini bisa dilihat dari populasi badak jawa yang relatif stagnan. Karena itu
kelestarian badak jawa sangat penting untuk dilakukan agar tidak mengalami
kepunahan. Sebenarnya badak jawa ini memiliki masa hidup diperkirakan hingga
30-40 tahun, tingkat kematangan seksual
pada badak jawa betina sekitar usia 5-7 tahun dan 10 tahun pada badak jantan,
dengan masa kehamilan sekitar 16 bulan. Dimana pola kelahiran sekitar 2 sampai
3 anak setahun. Apalagi badak jawa ini juga tingkat reproduksinya termasuk
rendah.
Apalagi
badak jawa ini juga terkenal dengan sensititas tinggi atau dengan kata lain
binatang yang tergolong mudah stres. Sedikit gangguan saja bisa membuat binatang
ini mengalami stress yang berakibat pada terganggunya proses perkembangbiakan dan
bisa berujung pada kematian badak itu sendiri. Untuk menjaga kelestarian hidup
badak jawa, diperlukan rumah kedua apabila terjadi bencana alam seperti gunung
meletus agar populasi badak jawa tidak punah. Mencari rumah kedua untuk badak
jawa tidaklah mudah, apalagi jika memindahkan binatang yang memiliki bobot yang
berat ini.
Tetapi
jika melihat kilas balik sejarah badak jawa, sejarah badak jawa menyukai daerah
rendah, tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir,
dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini meluas ke
Tongkok, tetapi mulai bergerak ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun
karena penetap manusia meningkat di daerah itu. Kepunahan badak dimulai di
India pada dekade awal abad ke-20. Lalu, badak Jawa diburu sampai kepunahan di
semenanjung Malaysia tahun 1932. Pada akhir perang Vietnam, badak Vietnam
dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Badak Jawa hidup di hutan hujan
dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan
sungai, dataran banjir besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur.
Menilik
sejarah kilas balik badak jawa, ada baiknya rumah kedua badak jawa yang sesuai
dengan habitatnya dan ada baiknya relokasinya masih di pulau Jawa. Karena badak
jawa binatang yang mudah stres sehingga memindahkan badak jawa mesti ekstra
hati-hati dan juga memperhatikan faktor kebutuhan badak jawa yakni makanan dan
juga minuman. Makanan berbagai macam spesies tanaman, terlebih tunas, ranting,
dedaunan muda dan buah yang jatuh. Umumnya tumbuhan yang disukai oleh badak
jawa ini tumbuhan di tempat yang terkena cahaya matahari, badak diperkirakan
makan 50 kg makanan per hari. Badak jawa juga membutuhkan garam untuk
makanannya untuk nutrisi sama yang diperlukan. Karena itu, sebelum memindahkan
badak jawa, diperlukan penelitian agar mereka tidak mengalami stres karena
perubahan tempat dan faktor makanan yang mereka sukai dan memberikan mereka
teman kerbau.
Karena
Kerbau dan badak memiliki sifat umum yang sama, sama-sama sedang berendam di
kubangan lumpur. Hal itu bertujuan untuk menjaga suhu tubuh dan membantu
mencegah penyakit dan parasit. Apalagi badak jawa tidak menggali kubangan
lumpurnya sendiri dan lebih suka menggunakan kubangan binatang lainnya atau
lubang yang muncul secara alami, yang akan menggunakan culanya untuk
memperbesar. Sehingga badak jawa akan merasa aman dan nyaman di rumah keduanya
yang sama seperti di Taman Nasional Ujung Kulon.
Sedangkan untuk di Taman Nasional Ujung Kulon
juga tetap memperhatikan habitat badak jawa dengan menengakan hukum ilagal
loging atau menegaskan bahwa kawasan itu tidak boleh lagi diperuntukan untuk
penebangan kayu komersil. Kembali menanam perpohonan agar binatang badak jawa
tetap merasa aman dan nyaman di rumahnya sendiri. Meningkatkan patroli hutan
dan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui perubahan sistem
kehidupan pada badak jawa dan mencari solusi kenapa badak jawa mengalami
penurunan populasi dan susahnya untuk reproduksi untuk mendapatkan keturunan badak
jawa. Sehingga badak jawa bisa dilestarikan dan tidak akan menjadi sejarah. Kenapa
perlu dibagi dua badak jawa ini? Untuk mencegah apabila terjadi bencana alam
dikemudian hari, sehingga badak jawa masih ada untuk diperkenalkan ke anak
cucu.
Pada
3:15 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health