Cerpen: Gadis Hujan
Setiap kali hujan turun selalu saja
muncul gadis misterius yang berambut coklat. Gadis itu selalu memakai jas hujan
berwarna kuning dan membawa payung yang berwarna merah. Dia hanya menampakan
dirinya kala hujan datang. Wajahnya selalu ceria dibawah derasnya hujan,
bergembira seorang diri.
Hari itu juga, tiba-tiba hujan datang,
seperti biasanya, entah dari mana gadis itu muncul di lapangan. Dia tidak
pernah berbicara dengan salah satu anak di lapangan. Aku sangat penasaran,
siapa gerangan anak itu. Padahal usia kami terlihat tidak jauh berbeda. Aku pernah
menanyakan teman-teman bermain di lapangan, tetapi tak seorang pun mengenal
siapa gadis itu. Jadi kami memanggil dia dengan sebutan gadis hujan. Awal mulanya,
kami berpikir bahwa dia itu hantu, tetapi hantu tidak akan pernah muncul di
siang maupun sore hari, kakinya pun menginjak tanah. Jadi dia bukan hantu!
***
“Nenek,” panggil Natalie, “Hari ini
hujan lagi. Bolehkah aku bermain keluar.”
Nenek yang sedang berada di dapurpun
segera datang ke ruang tamu, dimana mata Nataline berbinar-binar memandang
tetesan hujan yang membasahi bumi.
“Baiklah tetapi jangan lama-lama dan
pakai baju hujanmu dan bawa payung,” ujar nenek mengingatkan.
Natalie segera bergegas memakai jas
hujan kesayangannya yang berwarna kuning dan payung berwarna merah. Kedua warna
itu kesukaan Natalie karena kontras dengan warna rambut coklatnya.
Dengan riang, Natalie berjalan keluar
rumah, perkarangannya dan terus berjalan mengikuti arus sungai. “Senang sekali,
bisa keluar dari rumah,” batin Natalie riang. Dia pun bersenandung dan
berjalan-jalan dibawah hujan dengan gembiranya. Tanpa sadar, Natalie sudah
berada di lapangan.
Dia melihat anak-anak bermain dengan
riangnya, mereka bermain bola dibawah tetesan hujan dan menjadikan lapangan itu
sangat basah. Sedangkan beberapa anak perempuan berteduh di rumah pondok di
ujung lapangan. Natalie hanya melihat itu sekilas dan melanjutkan
perjalanannya.
***
“Dia datang lagi,” bisik Antoni pada Ciara.
“Siapa?”
“Gadis hujan itu,” ujarnya pelan,
seakan-akan takut gadis hujan itu akan mendengar suaranya diantara suara
dentingan hujan yang terdengar tok tok tok dibawah atap tempat mereka berteduh.
Mata Ciara, Bella mengikuti arah mata
Antoni. Mereka terkejut, gadis itu sedang memandang mereka. Tiba-tiba Antonie
berlari dibawah hujan dan…………..
“Helo juga,” sapa gadis hujan itu
ramah.
“Aku Antonie,” ujarnya mengulurkan
tangan untuk menjabat tangan.
“Natalie.”
Perkenalan singkat itu membawa Natalie
memiliki banyak teman, tetapi Natalie hanya datang saat hujan itu tiba. Sehingga
setiap hujan tiba, Natalie bisa bermain dengan teman-teman barunya
***
Pada suatu hari, Antonie penasaran
dimana tempat tinggal Natalie. Natalie mengajaknya untuk ke rumahnya.
Karena rumah itu adalah rumah berhantu
dan angker. Rumah itu selalu tertutup dan tidak pernah sekali pun jendela rumah
itu terbuka.
“Iya, aku tinggal disitu,” ujar
Natalie, “Mari masuk.”
Antonie yang merasa takut itu pun
mencoba melangkahkan kakinya kedalam rumah itu. Ternyata di dalam rumah itu
sangat menyenangkan. Nenek Natalie memberikan mereka biskuit dan coklat panas. Akhirnya,
Antonie mengetahui alasan kenapa Natalie hanya muncul saat hujan tiba.
Nenek Natalie bercerita bahwa Natalie
tidak bisa terkena sinar matahari karena itu rumah ini selalu tertutup rapat
seperti tidak ada penghuninya. Soalnya di rumah mungil itu Natalie hanya hidup
bersama neneknya saja. Natalie memiliki salah satu penyakit langka yang hanya
diderita segelintir orang.
Ilustrasi : Citra Pandiangan
Januari 31 2016
Pada
11:49 AM
waah... kasihan sekali Natalie
BalasHapus