Anak adalah
anugarah yang terindah, karena mereka lahir dari buah cinta suami-istri. Banyak
wanita yang menginginkan anak tetapi sedikit yang tidak bisa mendapatkannya,
bagaikan 10:2. Namun, sejak belakangan kasus mengenai pelaku yang tidak senonoh
terhadap anak sungguh membuat hati miris.
Sebenarnya sudah
lama ingin menuliskan mengenai kasus guru yang melakukan perbuatan cabul, lalu
disusul orangtua kandung, angkat, paman atau kerabat lain melakukan perbuatan
tidak senonoh. Ditambah lagi sekarang “artis” yang memang dari dulu aku tidak
menyukai pria tersebut. Entah kenapa bisa tenar, prestasinya saja tidak ada di
dunia hiburan hanya gosip. Kali ini tersandung pencabulan.
Padahal sebagai
orang yang lebih tua dibanding usia anak, sudah tugas kita untuk menjaga dan
melindungi. Serta memberikan panutan baik dan buruknya. Namun, kasus anak di
Indonesia memang tidak terlalu banyak terekspos dibanding di luar negeri. Aku pernah
menonton tayangan film yang membahas mengenai korban kekerasan. Bahkan juga ada
kisah mengenai pedophil. Aku tidak menyangka bahwa kasus dalam film itu akan
merambah ke Indonesia. Mungkin dulu, pemberitaan tidak sebebas seperti sekarang
ini.
Yang ingin
kupertanyakan adalah hati nurani pelaku. Apakah mereka tidak memiliki perasaan
empati saat bertindak kepada seorang anak maupun anak yang masih dibawah umur. Dulu,
memang masih ada anak dibawah usia 16 tahun sudah dinikahkan. Namun sekarang,
bila ada anak yang berusia di bawah 16 tahun dinikahkan, maka dunia akan
mencela mereka.
Pernah ada
suatu fenomena, aku lupa tepatnya kapan. Beberapa tahun silam, dunia di
hebohkan kasus dari luar negeri yang menikahkan anak di bawah umur mulai dari 7
tahun hingga belasan tahun. Padahal anak itu sendiri, masih belum mengetahui
makna suatu hubungan. Apalagi hubungan suami-istri. Nalar yang tidak masuk di
akal.
Fenomena kasus
anak, cabul dan pedofil adalah kasus yang harus diberantas hingga ke akarnya. Karena
anak adalah masa depan bangsa. Mereka harus dilindungin dan dijaga, serta
orangtua wajib memberikan pendidikan moral, agama yang bisa dipegang teguh
tanpa melupakan pendidikan formal dan non formal.
Anak adalah
tanah lihat dimana “Pemikiran” anak saat mereka masih kecil dibentuk secara
tidak langsung oleh orangtua, keluarga dan juga lingkungan. Salah membentuk
didikan dari kecil akan membawa sang anak pada kekalahan di masa depan. Karena itu
mari jaga anak anda dengan baik dan benar. Berantas kasus pedophil, pria dengan
kelainan seksual terhadap anak.
Jangan takut
membicarakan pendidikan seks sejak dini yang disesuaikan dengan usia anak. Sehingga
anak tidak salah kaprah dan bisa melindungin diri dari ancaman para pelaku
kelainan seksual yang menyimpang yang dikenal dunia dengan nama pedophil.
Pada
11:55 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health