Menulis seperti
membuka dunia baru dimana batas imajinasi terbebas dengan bebasnya. Seperti
burung yang terbang tinggi, tanpa takut akan terjatuh ke tanah... Menulis
menitipkan pesan yang tersirat di dalam sebuah dunia mimpi. Dimana jembatan
dunia mimpi dan dunia nyata menyatu. Dimana ada “roh” dalam dunia imajinasi
seperti dalam dunia nyata. Selalu saja ada tokoh yang baik-jahat; cantik-jelek;
sombong-rendah hati; kaya-miskin. Begitulah, kehidupan dunia mimpi dan nyata
tidak bisa dipisahkan begitu saja.
Jika
membicarakan dunia mimpi, teringat kisah saat masih kecil. Dimana imajinasi
surga adalah dunia yang damai. Tidak ada perasaan iri dengki, cemburu, sakit
hati, dendam. Bahkan, tidak ada malam. Setiap hari adalah hari yang indah. Tidak
ada tua dan penyakitan. Karena di dunia baru yang disebut surga itu sungguh
menyenangkan. Bayangan anak kecil, tentu saja beranggapan itu seperti berada di
negeri mimpi.
Berjalan di atas
kaca, singa bagaikan kucing jinak yang tidak memburu dan membunuh. Membayangkan
surga yang begitu menawan. Bagaikan berada di dunia mimpi. Apakah surga itu
ada? Ataukah hanya imajinasi seseorang yang diberikan turun temurun hingga
menjadi bagaikan dunia dongeng yang berakhir bahagia.
Dunia imajinasi
sama seperti bayangan kita akan surga. Bagi kita yang memiliki agama yang
mendambakan dunia baru. Karena itulah, banyak film-film yang dibuat mencari
tempat yang indah dan damai. Karena semua manusia di dunia ini, memimpikan
dunia yang tidak ada kelaparan, keserakahan, kesombongan, kedamaian. Namun,
dunia itu bagaikan mimpi. Karena di dunia nyata, dunia seperti itu bagaikan
mimpi.
Pada
7:27 PM
Jadilah orang pertama yang berkomentar!
You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Creative and Health