#Jelajah Waktu
Akhirnya............. aku berhasil juga tiba di “atas” dengan jalanan yang
menanjak dan pakian yang serba biasa. Jaket untuk menghangatkan tubuh tidak
ada. Susah payah melangkahkan kaki, akhirnya aku tiba juga. Dengan bantuan
senter ponsel yang tidak seberapa, saat melangkahkan kaki. Aku tidak melihat
jam, karena aku tidak memakai jam tangan saat itu.
Jangan membayangkan, aku memiliki kondisi tubuh yang prima. Sejak, hidup di
Jakarta, jangankan untuk berolahraga. Waktu habis hanya untuk pergi kerja dan
pulang kerja, memakan waktu sekitar 4 jam pulang pergi setiap harinya. Selain kondisi
tubuh yang lelah, harus siap mempertahankan posisi untuk masuk ke dalam bus
way. Kisah ini, kapan-kapan aku ceritakan. Let’s focus and back to the topic.
Suasana masih gelap, saat aku berhasil berada di “atas”. Aku pikir ini
adalah akhir dari perjalanan. Sayangnya, ini baru awal perjalanan untuk melihat
blue fire. Aku harus turun dulu, turunannya sangat curam, gelap. Sebagian besar
orang memilih tetap berada di “atas” bukit itu dan tidak mau turun. Kepalang tanggung
pikirku saat itu. Mari melanjutkan perjalanan. Dengan perlahan-lahan tetapi
pasti. Aku melangkahkan kakiku dengan sangat hati-hati. Karena sepatu plastik
ku ini, sepatu murahan dan produksi lokal. Kalau salah pijak, terpeleset maka
tinggal kenangan saja akan diriku.
Kira-kira aku sudah mencapai 10 meter, karena turunan meskipun berliku. Tetapi
tidak seperti saat menanjak. Jadi semangat. Astaga, angin bertiup ke arah kami.
Tiba-tiba mataku pedih dan perih karena asap balerang itu mengenai mataku dan
mereka. Perih sekali, aku seperti “buta” tiba-tiba. Aku tidak bisa melihat. Namun,
semangat untuk menggapai blue fire, membuatku tetap melangkahkan kaki. Namun,
sayang, aku tidak beruntung. Nafasku sesak, karena bau melerang yang tajam dan
mata kian tidak bisa melihat dengan baik. Aku pejamkan mata sesaat. Air mata
berlinang karena pedih dan perihnya.
Lalu, teman baru yang setia menemaninku itu, mengajakku ke atas saja. Karena
aku, dia dan mereka tidak akan bisa tiba di kawah itu tepat waktu. Karena angin
yang bertiup dan perbekalan serta persiapan yang kurang membuatku mengalah. Tidak
mau mengambil resiko tiba dibawah dengan kondisi cuaca yang buruk seperti ini. Aku
kembali ke atas. Jangan dibayangkan hal itu sangat mudah, turunan memang cepat
tetapi kalau urusan naik. Idih, parah.com susah banget bro.......
Dengan sisa-sisa tenaga. Akhirnya aku tiba lagi di “atas” fotonya seperti
yang terdapat di part 2. Indah banget kan? Aku dan teman baru itu menanti dua
teman asal Singapura dan satu teman “sepeguruannya” di atas bukit. Kembali,
angin kencang menghadang kami. Kami harus bersembunyi di balik lubang yang ada
di “bukit”. Namun sayang, sudah banyak orang. Jadinya, aku memutuskan duduk
saja di asal tempat. Memandang hamparan yang luas dan gelap. Kabut tebal berada
di sekeliling kami dan pikiranku melayang sedang berada entah dimana, membayangkan
cerita misteri dan mistis, mencoba mendapatkan inspirasi. Sungguh momen yang
tidak pernah bisa kulupakan seumur hidupku.
Aku “terbangun” dari lamunanku. Rupanya, temanku itu menanyakan apakah kita
masih mau menunggu mereka. Karena sepertinya mentari pagi juga engga menampakan
sinarnya. Tidak ada sun rise yang terlihat. Karena cuaca yang sangat buruk. Aku
bilang, biarlah kita menanti mereka sebentar lagi. Beranggsur-anggsur kabut
tebal itu menipis dan viola, pemandangan menakjubkan ada di sekitarku. Namun sayang,
aku tidak banyak mengabadikan momen ini. Pertama, karena penampilanku sangat
buruk dan kedua, aku sepertinya terhipnotis memandang sekeliling. Tanpa mengabadikannya,
sekarang nyesel.com
Mereka tidak kunjung datang, teman satu ini sudah mulai gelisah dan gatal. Ia
ingin segera kembali ke tenda. Aku seh fine-fine saja menanti di sini. Karena seperti
berada di tempat yang berbeda. Karena sudah lama, aku tidak berada di puncak “kejayaan”
seperti ini. Benar-benar pemandangan yang luas, meskipun banyak orang juga yang
selfie dan berbagai hal. Tetapi aku merasa amazing grace deh.
Pada
10:41 AM
Wah..Ijen. Saya belum kesampaian singgah di tempat yg terkenal dgn blue fire nya
BalasHapus