Cerita Sebelumnya: Boris berharap bisa menjadi tupai, saat merasa lelah. Ia tertidur dan saat terbangun, ia terkejut saat mendapatin dirinya menjadi tupai. Ia merasa sangat gembira. Saat sedang menikmatin kacang kenari. Tiba-tiba saja, terdengar suara gonggongan anjing. Boris terkejut, untunglah ia segera mencari tempat persembunyian. Namun sayang, hidung anjing itu penciumannya sangat tajam. Satu-satunya jalan, Boris harus memanjat pohon. Bisakah Boris memanjat pohon? Apakah impian kehidupan tupai sangat disukai Boris.
Tupai dan Impian Boris
2
Belum pernah Boris merasa takut seperti ini. Ia mencoba memanjat pohon,
tetapi berkali-kali ia terjatuh. Karena badannya yang terlalu gendut, ia juga
tidak pernah berolahraga. Sehingga ia mengalami kesulitan, tetapi ia harus bisa
memanjat pohon, jika tidak. Hidupnya dalam bahaya.
Suara gonggongan anjing membuat Boris berusaha untuk memanjat, berkali-kali
ia terjatuh. Akhirnya, ia berhasil memanjat pohon. Tepat saat sang anjing
berhasil menemukannya. Karena Boris sudah berada di atas pohon, anjing tersebut
meninggalkan Boris.Boris yang berhasil memanjat pohon dengan segala
kekuatannya, ia merasa kelelahan dan pusing. Apalagi, ia masih merasa lapar.
Boris tidak ingin mengambil resiko turun ke bawah. Ia takut, jika anjing
itu akan kembali lagi. Baru kali ini, Boris tertidur dengan perut yang sangat
lapar. Suara kicauan burung dan sinar mentari membangunkan Boris. Boris, tidak
percaya bahwa ia bisa bangun sepagi ini. Padahal, ibu harus membangunkan Boris
berulang kali. Karena Boris terlalu malas untuk bangun pagi.
“Perutku lapar,” keluh Boris, mata Boris melihat disekelilingnya. Di dahan
atas masih terdapat beberapa buah. Boris sangat bersemangat untuk memakan buah
itu. Ia mencoba melompat, tetapi dahan yang diatas terlalu tinggi. Sehingga,
Boris harus memanjat lagi. Ia mencoba memanjat dahan pohon itu. Awalnya, Boris
masih belum terbiasa menggunakan kuku-kukunya, tetapi akhirnya dengan usaha
yang sangat keras. Ia berhasil memanjat dahan pohon diatasnya.
Boris makan dengan lahap buah dari dahan pohon itu. Boris tersenyum senang
karena keberhasilannya memanjat dan menikmatin buah yang manis di pagi hari.
Boris dikejutkan dengan suara kepakan burung. Saat melihat asal suara itu, ada
burung elang. Tiba-tiba saja, bulu Boris berdiri. Boris segera berlari kebawah
dan bersembunyi. Untunglah, burung elang itu pergi.
“Ya ampun, ternyata jadi tupai ini tidak segampang yang terlihat,” ucap
Boris menyadari kesalahan apa yang dipikirkannya.
Tiba-tiba saja, Boris rindu akan rumah. Rindu suara ibu yang suka memanggil
dan meminta bantuannya. Boris menanggis tersedu-sedu menyadari kesalahannya.
Boris berpikir untuk menemui ibu dengan tubuh sebagai tupai. Ternyata,
perjalanan dari taman ke rumah dengan tubuh seperti tupai itu sangat berat
perjuangannya.
Hampir beberapa kali Boris tertabrak sepeda yang lalu lalang. Belum lagi,
kucing yang ingin menyerangnya, untuk menghindari serangan kucing. Boris malah
nyaris kehilangan nyawa karena ada mobil yang melaju kencang. Boris benar-benar
ketakutan, tetapi untuk balik ke taman atau ke rumah posisi jaraknya Boris
sudah berada di tengah-tengah. Jarak antara taman dan rumah, sama-sama 200
meter.
Boris memutuskan apapun yang terjadi, ia ingin melihat ibu dan mendengar
suaranya yang memarahinnya. Karena masih belum bangun-bangun juga. Boris
mempercepat larinya, saat itu, tanpa disengaja, tangan Boris terpijak roda dari
sepatu roda yang melaju cepat. Tangan Boris kesakitan, tetapi Boris berhasil
juga sampai ke rumahnya. benar saja, terdengar suara ibu memanggil Boris untuk
memintanya bangun.
“Ah, ibu, seandainya ibu tahu bahwa aku sudah berubah menjadi tupai,” ujar
Boris lirih. Saat Boris hendak kembali ke taman, Boris semakin bingung,
siapakah yang ada di kamarnya. Karena ia sendiri telah berubah menjadi tupai,
tetapi suara ibu masih tetap membangunkan Boris dan suara ibu terdengar seperti
di lantai dua, dikamar Boris.
Boris langsung memanjat dan melihat seorang anak yang mirip sepertinya,
sewaktu ia menjadi manusia. Boris mencoba mengetuk jendela kamarnya, tetapi
tidak ada yang mendengarnya. Boris, semakin kencang mengetuk jendelanya agar
ibu mengetahui bahwa ia adalah Boris yang asli. Bukan anak yang ada di dalam
kamarnya.
“Boris, Boris bangun,” ujar ibu membangunkan Boris.
Boris terbangun dan betapa terkejutnya ia, saat ia melihat ibu duduk
disampingnya. Ia melihat disekelilingnya, rupanya Boris masih berada di taman.
Boris langsung memeluk ibu. “Ibu, maafkan Boris.”
Ibu sangat terkejut dengan tingkah Boris. “Kamu tertidur di taman, hari
sudah gelap. Ibu mencarimu dari tadi,” seru ibu agak kesal.
“Boris, tidak akan mengulanginnya lagi. Boris janji akan menjadi anak yang
baik dan rajin.”
Ibu tersenyum mendengarnya, “Ayo kita pulang.”
Dalam perjalanan pulang ke rumah. Boris merasakan tangannya terasa sakit,
saat ia melihat pohon tempat tupai yang ia lihat saat tertidur di taman. Tupai
itu sudah tidak terlihat. Boris pulang bersama ibu, ia tidak mau melepaskan
tangannya dari genggaman tangan ibunya.
“Boris tidak mau menjadi tupai, ternyata kehidupan tupai lebih berat
dibanding kehidupanku,” tutur Boris pelan.
“Tupai? Memangnya siapa yang menjadi tupai?”
“Tidak ada,” jawab Boris cepat, dalam hati Boris berjanji akan berolahraga
dan tidak lagi berbadan tambun. Sehingga ia bisa bergerak dengan mudah.
Tangannya yang terasa sakit, seperti terlindas sepatu roda membuat Boris
berpikir, mungkin saja mimpi itu nyata atau bahkan bisa menjadi kenyataan.
Jika, ia tidak berubah.
Dari kejauhan Madam Sofie melihat Boris dalam bentuk elang. Ia tersenyum
dan mengepakan sayapnya. Waktunya melakukan perjalanan lagi. “Tunggu aku,” seru
Madam Sofie, terbang ke udara dan tak ada yang mengetahui keberadaannya.
Sampai jumpa dikisah selanjutnya di weekend pertama Juli atau weekend kedua.....
Pada
9:00 AM
mantap
BalasHapusBener2 melanglang buana si Boris ya :)
BalasHapus